Semoga Komodo Bukan Komoditas Politik

Masih ingat 'gladiator'? Ia merupakan salah satu film favorit saya. Masih terekam dalam benak saya, ucapan Commodus Patricide, tatkala bermaksud mengurangi pengaruh Senat Romawi, dengan pernyataannya, "Berikan pada rakyat apa yang mereka sukai. Maka mereka akan menyerahkan hatinya padamu".

Haji Sandal Jepit

Bingung? Istilah ini mulai populer ketika musim haji tiba. Kalau anda mendengar pemberitaan koran yang ramai-ramai mewartakan adanya jamaah haji yang gagal berangkat melalui biro perjalaan haji, maka mereka yang gagal inilah yang ditempelkan kepada mereka sebutan 'haji sandal jepit'.

Orang Jawa Punah

Tidak sebagaimana suku-suku lainnya yang ketat mengadministrasikan garis keturunan melalui nama keluarga, farm atau marga kayak suku Batak, Minangkabau, Minahasa, Ambon, Timor, Nias, Dayak dan Toraja, jarang keluarga Jawa yang menadministrasikan dengan baik silsilah keturunannya.

Panitia Qurban (jadi) Korban

Alkisah satu bulan menjelang hajat tahunan ibadah Haji dilakukan, berkumpullah segelintir warga perumahan Mutiara Citra Graha yang kebetulan mau menyibukkan dirinya dalam kegiatan Musholla, hanya untuk membahas pembentukan panitia sekaligus persiapan untuk mengakomordir pelaksanaan warga perumahan yang bersedia untuk berkurban.

Panitia Qurban (jadi) Korban

Alkisah satu bulan menjelang hajat tahunan ibadah Haji dilakukan, berkumpullah segelintir warga perumahan Mutiara Citra Graha yang kebetulan mau menyibukkan dirinya dalam kegiatan Musholla, hanya untuk membahas pembentukan panitia sekaligus persiapan untuk mengakomordir pelaksanaan warga perumahan yang bersedia untuk berkurban.

Rabu, 02 Februari 2011

Sengaja Tanpa Judul




Jangan terpaku pada judul. Kalimat ini singkat. Mengagetkan. Karena muncul dari lisan seorang yang setiap hari selalu berpikir ilmiah. Kaget? Tentu saja.




Judul bagi saya -seorang yang saban harinya berkutat dengan angka-angka-
adalah ungkapan laen dari 'target'. Tanpa target , dapat dibilang orang itu dah mati. Tanpa target, tak ada ukuran sukses bagi perusahaan. Tak ada dampak bonus ikutan, tak ada jasa produksi. Tanpa target , orang akan lupa tujuan perjalanannya. Tanpa target, orang tak kan pernah sampai tujuan. Benarkah?

Jangan terpaku pada judul. Itu kalimat yang keluar, tatkala saya selaku mahasiswa bimbingannya mohon bantuan pendapatnya, judul apa yang pantas disematkan untuk belasan lembar proposal yang saya buat. Jujur saya mengalami gegar kosakata, tatkala harus memilih padanan kata "Information Technologi Agility". Pantas nggak kalo diterjemahin Ketangkasan IT, ato Kecerdasan IT, atau yang satu ini nih: Kegesitan IT. Secara substansi saya mengerti benar dengan istilah yang dibuat penulisnya. Tapi begitu mencoba memindahkannya ke lingkup lokal, terjemahan apa yang paling pas untuk menggambarkan kecepatan IT dalam merespon setiap perubahan lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Bingung aku..!

Nah , Jangan terpaku pada judul, begitu katanya berulang. Kalo semua energimu kau kerahkan hanya untuk memikirkan seuntai kata paling atas dalam tulisanmu, dengan tujuan agar orang tertarik, maka tunggu sampai tempomu habis. Dan kau tak akan pernah puas dengan diksimu.

Tidakkah kau belajar dari seorang Putu Wijaya. Untuk beratus-ratus lembar kertas tulisannya, untuk beribu-ribu kata yang tumpah dari moncong penanya, dan untuk berjuta huruf yang selalu berulang, dia hanya perlu meneriakkan satu kata saja untuk mengemas semua karya kreatifnya. Ya..., hanya satu kata. Ya, cuma satu kata, tegas Hari Murti dalam Adegan.

Dalam kilas balik tiga jam sebelum kudengar 'Jangan terpaku judul' , kuhitung berapa lama aku memikirkan sebaris kalimat yang tepat untuk menggambarkan pemahamanku tentang suatu ilmu. Terbelalak otakku ketika rekaman waktu yang dibutuhkan dalam pencarian judul terpampang dalam ingatan. Busyet.., 4 jam!

4 jam yang belum tuntas. Karena masih saja saya nggak puas dengan judul pilihanku. Makanya begitu sesi mbolak-mbalik lembar usulan penelitianku kelar dia lakukan, secepat lahar dingin Merapi membanjiri jalanan Magelang, kutanyakan keikhlasannya mengganti judulku.

"Untung..., bila kau belum menemukan kalimat yang tepat untuk seonggok sampah ilmiahmu, itu berarti kamu belum memahami apa yang hendak kamu kerjakan. Substansi ilmunya saja tak kau ketahui. Bagaimana mungkin kamu bisa menuliskan alamat tempat tinggalmu, bila substansi ilmu yang menjadi rumahmu saja tak pernah kau pahami?"

Hari ini aku mendapat pelajaran penting. Banyak orang terpaku pada judul. Hingga lupa pada substansi. Banyak orang fokus pada tetenger, kehormatan dan kebanggaan hingga lupa untuk apa dirinya diciptakan. Fokus pada judul boleh jadi hanya bikin amburadul!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More