Minggu, 06 November 2011

Sulitnya Merencanakan Keuangan Untuk Diri Sendiri


Iseng mengetik keywords 'Untung Julianto Hadi' akhirnya malah nemu artikel yang pernah saya buat dalam milis perencana keuangan Jum'at 21 April 2004. Rekomendasi yang saya tulis terkait dengan kasus fiktif yang memang ditujukan untuk mengasah sensibilitas saya selaku perencana keuangan.

Kesimpulannya adalah : Tak sulit membuat perencanaan untuk orang lain. Tapi sungguh berat untuk berdisiplin atas rencana yang kita buat untuk diri kita sendiri. Mudah-mudahan saja tidak kena pasal 'Kaburo Maqtan Ngindallohi....'.

Selengkapnya sebagai berikut:

Kasus:
Nuno adalah seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan periklanan. Ia telah bekerja di perusahaan tersebut selama 3 tahun dengan posisi sebagai Asisten Manajer. Nuno baru saja menikah kurang lebih 4 bulan yang lalu. Waktu kerja Nuno mulai Senin sampai Jumat, dari pukul 08.00 sampai kurang lebih 17.00. Namun demikan, Nuno lebih sering pulang larut malam, karena pekerjaannya menuntut deadline yang sangat ketat. Hari Sabtu, biasanya digunakan Nuno untuk bermain tenis, sementara hari Minggu digunakan Nuno untuk beristirahat. Istri Nuno (Andin), bekerja di sebuah kantor pengacara sebagai staf humas. Waktu dan jam kerjanya sama dengan Nuno, namun Andin jarang bekerja hingga larut malam.

Sehari-hari, mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan di daerah Jakarta Barat. Namun demikian Nuno dan Andin berencana untuk memiliki rumah sendiri dengan cara KPR dalam jangka waktu 2 tahun ke depan. Saat ini, mereka belum berencana untuk memiliki momongan. Nuno memiliki kegemaran surfing di dunia maya. Nuno gemar mengunjungi situs-situs yang berkaitan dengan dunia periklanan dan hiburan. Sementara Andin, lebih gemar memasak dan mencoba resep-resep baru di rumah.

Dengan penghasilan masing-masing 6 juta dan 4 juta per bulan, Nuno dan Andin memakai sebagian besar uangnya untuk kebutuhan rumah tangga, membayar cicilan kredit mobil dan menabung. Nuno mendapatkan bonus tahunan sebesar 2 kali gaji, sementara Andin sebesar 1 kali gaji. Sampai saat ini tabungannya Nuno yang terkumpul adalah sebesar 25 juta sementara tabungan milik Andin hanya 10 juta. Sehari-hari Nuno memakai mobil Kijang yang masih harus ia lunasi cicilannya hingga setahun ke depan.

Masalah :
  • Dengan kondisi keuangan Nuno saat ini, apakah tepat keinginan Nuno untuk mulai berinvestasi?
  • Bagaimana sebaiknya Nuno memulai investasinya? Langsung kontak ke perusahaan-perusahaan jasa investasi atau sebaiknya melakukan riset sederhana terlebih dahulu?
  • Langkah-langkah apa lagi yang sebaiknya diambil Nuno sebelum memulai investasinya?
Rekomendasi saya:

Tepatkah Nuno untuk berinvestasi?

Bisa ya bisa pula tidak. Anda (ijinkan saya mengganti ?Nuno? dengan memakai phrase ?Anda? semata-mata untuk menghidupkan perasaan dan pikiran saya bahwa anda sedang berbincang bersama saya) mempunyai dua pilihan. Ya , kalau anda saat ini sudah merasa begitu mapan dengan penghasilan yang didapat. Enam juta per bulan dan bonus 2 x gaji setahun. Sekilas pendapatan anda lebih dari cukup untuk dua orang yang telah mengikatkan diri untuk hidup bersama. Tanpa anak dan juga rumah.

Anda tidak menyebutkan usia, namun tiga tahun bekerja dengan tekanan , kreatifitas yang terjaga dengan surfing dan olahraga juga status pengantin baru yang anda sandang, layak kalau saya menduga anda sekitar 25 ?tahunan. Umur yang begitu produktif! Oleh karena itu pertanyaan saya cuma satu.
Dengan bakat kerja keras dan hobby yang begitu mendukung, layakkah anda dengan posisi asisten manager seperti sekarang? Kalau jawabannya adalah Ya, tidak sulit bagi anda untuk menginvestasikan dana yang ada sekarang untuk tujuan keuangan jangka pendek anda. (rumah dan perabotnya mungkin juga dengan persiapan buat si kecil yang tertunda). Dengan duduk di depan layar anda sudah mendapatkan info yang memadai tentang investasi yang menguntungkan. Satu yang anda harus ingat saat memutuskan menjadi investor pasif adalah: boleh jadi anda akanmendapatkan keuntungan yang lebih besar dari bunga deposito yang paling tinggi(ataupun instrumen investasi lain yang paling tinggi), namun selamanya anda akan menjadi karyawan.

Dengan semangat hidup dan disiplin yang tinggi (terlihat dari kerja harian anda dan jadwal yang begitu rapi untuk surfing dan olah raga) anda seharusnya mempunyai nilai lebih untuk sekedar menjadi karyawan saja. Ingat, dua hal yang saya sebut belakangan, tidak semua orang memilikinya. Tanpa bermaksud untuk mempengaruhi anda dalam investasi, sekiranya anda berpendapat bahwa imbalan yang diterima tidak sebanding dengan tenaga, waktu dan pikiran yang anda berikan pada perusahaan, maka inilah saat yang tepat untuk berinvesatasi dalam bentuk lain. Jadilah investor aktif! Orang menyebutnya wirausaha. Jangan begitu risau dengan dana yang hanya 25 juta-an. Bahkan bila saat inipun anda tidak mempunyai sepeser uang pun! Anda masih memiliki modal yang begitu besar. Karena modal yang sesungguhnya anda punya sebenarnya telah anda lakukan tiga tahun yang silam. Jawablah dengan keyakinan tinggi dan teriaklah dengan kuat, ?Yaa?!!!? atas setiap pertanyaan saya berikut ini:

Anda asisten manager bukan? Anda selalu bekerja dalam tekanan bukan? Anda selalu mengikuti perkembangan iklan bukan? Anda telah menguasai proses produksi iklan bukan? Sebagai asisten manager anda telah begitu banyak mengenal orang-orang iklan bukan?? Dan yang terakhir,?Anda masih muda bukan??

Dunia periklanan bukan industri yang cukup kuat akan goncangan ekonomi. Ia adalah industri pelengkap yang akan hidup bila industri lain yang membutuhkannya masih hidup. Krisis Ekonomi beberapa waktu yang lalu telah membuktikan, banyak perusahaan periklanan yang terpaksa menutup kantor cabangnya dikota lain dan mengurangi jumlah pegawainya karena makin sedikitnya permintaan promosi dari perusahaan lain.

Peristiwa ini sesungguhnya menyadarkan anda bahwa tidak ada jaminan anda akan bekerja selamanya
di sana. Ataupun jika anda sudah keluar , juga tidak ada yang menjamin bahwa mantan perusahaan iklan anda masih ada. Jadi?

Anda bisa mempersiapkan diri untuk ancang-ancang keluar. Alternatif usaha yang dapat anda lakukan sebaiknya tidak terlalu jauh dari dunia periklanan sendiri. Anda tidak perlu membuka bengkel motor atau toko kelontong. Itu bukan habitat anda. Tiga tahun bukan waktu yang pendek untuk bisa memahami seluk beluk periklanan. Sebagai langkah awal jangan sekali-kali merebut konsumen bekas perusahaan anda. Keluarlah dari sana baik-baik dan jaga hubungan, syukur bisa mendapatkan sub order dari bekas perusahaan anda. Di tahun-tahun awal boleh jadi anda hanya akan menerima order dari perusahaan iklan, belum bisa langsung berhubungan dengan perusahaan pengguna iklan. Selain biaya untuk mendirikan perusahaan cukup tinggi, perusahaan baru biasanya tidak diminati karena image belum berpengalaman masih dilekatkan pada perusahaan baru. Berusahalah selalu menjaga mutu dan jadikan diri anda dikenal sebagai pribadi yang amanah dan profesional. Untuk 3 sampai 6 bulan ke depan sebelum anda keluar buatlah list perusahaan periklanan yang anda kenal, datangi dan tawarkan pada mereka barangkali berkenan menggunakan tenaga anda (bukan sebagai karyawan tentunya). Dengan berjalannya waktu anda pasti mempunyai relasi langsung dari perusahaan pengguna iklan. Dapatkan order dari mereka, meski dalam hal ini anda masih harus meminjam nama perusahaan periklanan yang sudah ada.

Lalu bagaimana dengan tujuan keuangan jangka pendek saya? Begitu mungkin pertanyaan anda.

Tentu saja pola pikir itu harus diubah begitu anda mengatakan jalan hidup yang tepat buat saya adalah menjadi pemimpin pada perusahaan milik sendiri. Berpikirlah jangka panjang, karena pada akhirnya tujuan jangka pendek akan tercapai oleh aktifitas jangka panjang. Ribuan orang termasuk anda telah membuktikannya.

Belajar di SD adalah sebuah aktifitas jangka panjang. Kalau kita intens dan konsisten untuk belajar yang sebenarnya itu merupakan rangkaian aktifitas jangka panjang maka tak perlu mengherankan dan tak perlu dicemaskan kalau dalam jangka pendek kita bisa naik kelas. Membeli rumah kalau boleh saya ibaratkan adalah sama dengan kenaikan kelas kita saat di SD dulu.

Meski demikian, keputusan untuk memiliki karier sendiri harus didiskusikan terlebih dulu dengan isteri anda. Ingat, dalam berusaha tidak ada kepastian pendapatan sebagaimana saat anda menjadi karyawan. Isteri harus dipahamkan tentang resiko-resiko yang mungkin terjadi termasuk diantaranya yang paling jelek adalah kemungkinan penghasilan isteri dipakai untuk hidup anda berdua.
Keinginan anda berdua untuk menunda kelahiran si kecil pada saat ini anggaplah sebagai peluang positif dalam mengurangi resiko ekonomi usaha anda. Anda tentu tidak rela bukan sikecil lahir pada saat usaha anda belum mapan? Kalau memang benar begitu tentu tidak ada alasan untuk menunda investasi.

BILA ANDA SUKA DENGAN ARTIKEL INI, MOHON KLIK VOTE FOR ME PLEASE.. Top Blogs keywords hint: Haji, Perjalanan ke tanah suci, perjalanan diri, berbagi perjalanan.
Artikel Terkait Lainnya :

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More