Lapangan Parade Rampal Tepat jam Enam pagi
Siapa yang tak kenal Rampal? Kalau pertanyaan ini ditujukan pada saya
satu tahun yang lalu, maka telunjuk ini tak kan malu-malu mengacungkan
dirinya. Bagi orang di luar Malang, Rampal adalah nama yang asing.
Tapi tidak bagi aremania. Orang sering menyingkatnya lapangan Rampal.
Meski sebenarnya tidak sesingkat itu. Nama panjangnya adalah Lapangan
Raaaaaaaaammmmmmmppaaaaaaaaaal. Tergantung anda mau sepanjang apa dia.
Hi..3x weleh-weleh.Nama resminya sesuai KTP adalah Lapangan Parade Brawijaya Rampal Malang. Tercatat sebagai aset Kodam V Brawijaya. Dikelola oleh Kodim 0833 Kota Malang. Dan terakhir, ini bagian yang paling menarik, ia adalah jujugan utama saya saat berkunjung ke Malang.
Hampir tiap pagi saya selalu mengelilinginya. Bukan untuk membuktikan kebenaran luasnya yang ngaudubillahi sampai 1,5 km2 namun sebagaimana banyak dilansir media internasional, hanya untuk menurunkan berat badan pada kondisi ideal sesuai tuntutan peran yang akan saya mainkan bareng Penelope Cruz.
Jalan utama gerbang timur selatan
Setiap jam enam pagi , setiap saya melangkah memasuki pintu gerbang, setiap kali itu pula saya selalu melihat petugas kebersihan merampungkan rutinitasnya. Taruhan, anda tak akan menemukan sampah berceceran di sini. Hatta daun sekalipun. Untuk menampung aspirasi sampah pengunjung, petugas telah menyediakan 15 buah tong sampah beton berdiameter 50 cm. Semuanya seragam. Warna kuning. Entah siapa sponsornya. Mengelilingi jalan protokol beraspal Rampal Stadium dengan jarak yang sama. Serba teratur, khas tentara!
Pohonan tinggi menambah kesan hijau lapangan
Sebagai pusat kebugaran rakyat, Rampal melengkapi dirinya dengan banyak fasilitas. Bagi anda yang ingin berbody Ade Rai, tak perlu khawatir. Sederet tools untuk body building tersedia lengkap dan cukup. Perut Ramping? Tinggal sit up saja dengan alat bantu di dekat pintu gerbang. Pull Up? Tinggal loncat saja kalo sampe di tiang-tang besi yang berjajar rapi. Otot kaki tegang? Pijat aja dengan deretan batu beragam rupa yang berderet bak gigi ketimun. Ingin uji ketahanan jantung? Jogging track yang teduh, sejuk dan penuh aneka bunga menemani putaran nadi.
Jogging Track bak taman surgawi (emang pernah ke sana?)
Bagi yang hobi berkebun, tak perlu resah. Di sisi barat lapangan rampal, di atas lahan yang dulunya kosong, terhampar tanaman jagung dan ketela, cabe, tomat dan temannya bayam. Benar-benar multitasking. Buat olahraga juga berkebun. Tanaman penguat struktur tanah juga tak ketinggalan berkontribusi. Deretan pohon trembesi merindangi pinggir lapangan. Sejuk dan hijau. Tanaman buah melengkapi kesempurnaan harmoni. Pohon mangga, jambu biji dan air seolah tak rela satu centi pun lapangan Rampal kosong tiada guna.
Kebun singkong tunggu panen.., mana tahan…!
Kembali ke laptop kawan…,
Piranti pendadaran tentara
Sepanjang langkah, pejalan kaki disuguhi dengan peralatan latihan militer. Ada kolam dengan tali yang terjuntai, melatih para tentara untuk tidak kalah dengan tarzan. Balok kayu bersusun tiga, melatih tentara untuk tidak kalah dengan Usain Bolt, pelari sprint dunia. Patok kayu setengah meteran yang terhubung satu sama lain dengan kawat berduri, melatih tentara untuk lihai merayap. Pokoknya semua alat untuk melatih kelincahan dan fisik tentara ada di sini. Namun sayang. Balok-balok itu kalah dengan rintik gerimis dan titik hujan. Mulai lapuk di sana-sini. Andai pertandingan macam ninja warrior kayak di TV itu digelar di sini, Rampal sudah pasti makin mendunia. Apalagi ditunjang dengan keberadaan deretan warung kuliner yang berbaris di luar lapangan. Setia menunggu pembeli.
Setia hingga akhir, menunggu pembeli
Singkat kata, keringat yang menetes berbanding lurus dengan lemak yang tergelontor. Bila anda kitari 3 kali saja, itu setara dengan 4 kilometer telah anda lalui. Berapa kalori yang telah terbakar? Tidak perlu aplikasi Go Pedometer untuk menghitungnya. 4 Kilo setara dengan 40 menit untuk the walker macam saya. Maka bila per menitnya terbakar 5,5 kalori, ha…ha..per minggunya saya turun dua kilo. Wow……! Mau?
Empat hari seminggunya saya selalu putari Rampal. Aktivitas ini sudah berjalan 2,5 bulan. Maka berkilo-kilo pulalah lemak saya hilang. Tiga bulan lalu saya timbang 89 kilo. Dan sekarang saatnya nimbang. Syukurlah …Alloh kabulkan usaha keras saya.
Bobot saya sekarang 92 kilo!
Lho? Itu pasti gara-gara Pak Koswara. Lelaki sunda yang telah merantau seantero nusantara adalah biang keladinya. Cukup mudah menemukan Pak Koswara di Rampal ini. Tempat nongkrongnya tepat di depan gerbang timur selatan. Setiap the walker pasti melewatinya. Karena ia adalah penjual tahu dan tempe goreng terenak yang pernah saya temui. Bukan cuma di Malang, tapi juga di Jawa Timur.
Dialah alasan logis satu-satunya. Karena setiap tetes keringat yang saya keluarkan, berganti dengan lima tetes minyak tahu dan tempe yang saya masukkan.
Ingin gemuk? Ayo ke Rampal!
Insya Alloh kembali lagi
Sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/02/16/ingin-gemuk-rampal-tempatnya-534773.html
Artikel Terkait Lainnya :
Indonesiaku
- Rutinitas Yang Mematikan
- Menulis itu gampang?
- Mengapa Tema ‘Politik’ Lebih Diminati
- Idiopatic Trombositopenia Pupura
- Eksotisme di Tengah Ketidakpedulian: Ironi Candi Pari
- Hamba Alloh Haram Nyumbang Partai
- Pontianak, Tugu Khatulistiwa, dan Kedai Kopi Merapi
- Panitia Qurban (jadi) Korban
- Haji Sandal Jepit
- Semoga Komodo Bukan Komoditas Politik
- Komodo, The New Pemersatu Bangsa?
- Alamak....Lupa..!
- Kota tumpangan
- Hubungi Saya :
0 komentar:
Posting Komentar